Pewawancara : Andriawan
Narasumber : Ustad Muhamad Faqih
Lokasi : Cisurupan - Garut
Waktu : Minggu, 04 Maret 2012
Tugas Wawancara mengenai masalah-masalah (Latent Sosial Problem) menyangkut tentang:
1. Jinah;
2. Perceraian;
3. Hal-hal pasca kematian (Takut adanya Syetan).
Pilih salah satu yang menjadi target wawancara!
Pertanyaan:
Saya mendapat tugas dari Mata kuliah ISBD (Ilmu Sosial Budaya Dasar) mengenai Latent Sosial Problem yang di ampu oleh Drs. Ana Maulana, M.Pd. Kronologisnya, dari zaman dahulu hingga era globalisasi sekarang ini, banyak kebiasaan-kebiasaan buruk yang menyimpang tetapi kita menganggap hal itu suatu kebiasaan atau bahkan sudah membudaya (Latent Sosial Problem), seperti: Jina, perceraian dan pasca kematian atau hal-hal lainnya khususnya di negara kita ini. Berawal dari itu, menurut pendapat bapak kira-kira apa penyebab dan akibatnya sehingga menjadi seperti itu?
Jawaban:
بسم الله الرحمن الحيم
GHOZWUL FIKRI
Apabila kita kaji sedari awal mengenai hal itu, yakni asal muasal terjadinya kebiasaan buruk yang mebudaya (Latern Sosial Problem), yang di sebabkan oleh penyerangan pemikiran Ghozwul Fikri) yang di pelopori oleh Yahudi-Nasrani kepada kaum Muslimin. Kita ingat, suatu ketika di Perang Salib, seorang petinggi kaum Palangis (pasukan kristen) tertangkap oleh pejuang-pejuang penegak agama Allah dan ditawan. Sang petinggi ini diperlakukan sangat baik selama ditawan. Ada satu hal yang membuatnya berfikir. Setiap malam ia memperhatikan sang penjaga berlinangan air mata saat membaca kitab sucinya. Ia tak habis fikir bagaimana seorang yang begitu perkasa di siang hari, di medan tempur, dapat menangis sedemikian rupa di malam hari ketika membaca Al Qur’an. Akhirnya ia sampai kepada suatu kesimpulan bahwa disitulah letak kekuatan kaum Muslimin.
Selama beberapa pertempuran fisik mereka tidak berhasil mengalahkan kaum muslimin, ternyata ada suatu sumber kekuatan yang maha dahsyat yang memberikan motivasi yang begitu kuat bagi kaum Muslimin. Ia lalu mengirim surat kepada pasukannya yang mengabarkan bahwa jika ingin mengalahkan kaum Muslimin tidak dapat secara fisik tetapi mereka harus dijauhkan terlebih dahulu dari kitab sucinya. Dan memang kemenangan mereka, setelah umat Islam mulai jauh dari AlQur’an.
Sementara itu tujuh abad kemudian, Samuel Zuaimir ketua Asosiasi Agen Yahudi pada sebuah konferensi di Yerussalem dalam pidatonya mengatakan: ”tujuan misi yang telah diperjuangkan bangsa Yahudi dengan megirim saudara ke negara-negara Islam, bukanlah mengharapkan kaum Muslimin beralih ke agama Yahudi……… Tetapi tugasmu adalah mengeluarkan mereka dari Islam dan tidak berpikir mempertahankan agama Allah atau berdialog dengan-Nya”.
1. Latar Belakang Ghozwul Fikri
Ghozwul fikri atau perang pemikiran dimulai ketika kaum salibis dikalahkan 9 kali dalam peperangan besar oleh kaum Muslimin. Kemenangan kaum Muslimin sangat spektakuler karena semua peperangan yang terjadi diluar perkiraan akal manusia. Misalnya, kholid bin walid dengan 3000 pasukan pernah mengalahkan 100.000 pasukan romawi.
Mereka berfikir keras bagaimana cara mengalahkan umat Islam, akhirnya mereka ingin mendalami Islam terlebih dahulu. Kesungguhan kaum salibis dalam mempelajari Islam tersebut memang luar biasa sampai di dalam sejarah diungkap seorang dari mereka rela meninggalkan anak dan istrinya hanya untuk berkeliling di negeri-negeri Islam guna mencari kelemahan umat Islam. Diantara pernyataan mereka adalah, “percuma saja kita berperang melawan umat islam selama mereka berpegang teguh pada agama mereka (Al-qur’an dan As-Sunnah). Jika komitmen mereka terhadap agama mereka kuat, kita tidak dapat berbuat apa-apa, karena itu tugas kita sebetulnya adalah menjauhkan umat Islam dari agama mereka. Barulah kita mudah mengalahkan Umat Islam.” Gladstone, salah seorang perdana menteri inggris menyimpulkan, “Selama Al-qur’an ada di tangan Umat Islam, tidak mungkin eropa akan menguasai dunia timur.”
Strategi perang kemudian diubah dari perang fisik ke perang pemikiran. Berbagai upaya dibuat untuk mengalihkan umat Islam dari agamanya. Serangan dilancarkan melalui hiburan, olahraga, dan segmen yang menarik lainnya. Sehingga tanpa disadari umat Islam sudah mengikuti mereka bahkan menjadi pendukung program-program yang mereka adakan.
2. Pengertian Ghozwul Fikri
Secara bahasa
Ghozwul fikri terdiri dari dua kata : ghozwah dan fikr. Ghozwah berarti serangan, serbuan atau invasi. Fikr berarti pemikiran. Serangan atau serbuan di sini berbeda dengan serangan dan serbuan dalam qital (perang).
Secara istilah
Penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran ummat Islam guna merubah apa yang ada di dalamnya sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan darinya hal-hal yang benar karena telah tercampur aduk dengan hal-hal tak islami.
3. Tujuan Ghozwul Fikri
Berusaha memasukkan yang sudah kosong islamnya ke dalam agama kafir. QS.2:217,
Menjauhkan umat Islam dari Dien (agama)-nya. (QS.17:73, 5:49)
Agar umat Islam mengikuti agama kafir (QS.2:120)
Memadamkan cahaya (agama ) Allah. (QS.61:8, 9:32)
4. Metode Ghozwul Fikri
1. Membatasi supaya Islam tidak tersebar luas:
Tasykik (pendangkalan/peragu-raguan)
Gerakan yang berupaya menciptakan keragu-raguan dan pendangkalan kaum muslimin terhadap agamanya.
Tasywih (pencemaran/pelecehan)
Upaya orang kafir untuk menghilangkan kebanggaan kaum muslimin terhadap Islam dengan menggambarkan Islam secara buruk.
Tadhlil (penyesatan)
Upaya orang kafir menyesatkan umat mulai dari cara yang halus sampai cara yang kasar.
Taghrib (pembaratan/westernisasi)
Gerakan yang sasarannya untuk mengeliminasi Islam, mendorong kaum muslimin agar mau menerima seluruh pemikiran dan perilaku barat.
2. Menyerang Islam dari dalam:
Penyebaran faham sekulerisme
Berusaha memisahkan antara agama dengan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Penyebaran faham nasionalisme.
Nasionalisme membunuh ruh ukhuwah islamiyah yang merupakan azas kekuatan umat Islam.
Jundub bin Abdullah al-Bajali berkata, “Bersabda Rasulullah Saw. siapa yang terbunuh dibawah bendera kesesatan ia mengajak ashobiyah (fanatic golongan/ahlul firqoh/ahlul faksi) atau menolong ashobiyah maka matinya jahiliyah. (HR. Muslim).
Pengrusakan Akhlak Umat Islam Terutama Para Pemudanya.
Dengan menggunakan media yang mereka kuasai, mereka membombardir generasi muda dengan tayangan dan acara-acara yang berakhlak hewan, sehingga hancurlah akhlak umat Islam.
Penyebaran Faham Liberalisme
Kebebasan Yang Nyeleneh Dan Kebablasan, Mempertuhankan Akal Bahkan Tuhan Pun Tidak Berhak Membatasi Kebebasan Mereka. Sungguh Amat Nyeleneh!
Penyebaran Faham Fluralisme
Keyakinan Yang Juga Nyeleneh Yakni Menganggap Bahwa Semua Agama Dan Semua Keyakinan Adalah Benar. Bahwa semua jalan boleh berbeda tetapi menuju satu yang sama. Bagaimana bisa seperti itu? Bukankah sesuatu dikatakan benar dikarenakan adanya sesuatu yang salah!
5. Beberapa jenis perang pemikiran yang perlu diwaspadai pada saat ini diantaranya:
a. Perusakan akhlak
Dalam berbagai media massa musuh-musuh Islam melancarkan program – program yang bertujuan merusak akhlak generasi muslim mulai dari anak-anak, remaja, maupun dewasa. Diantara perusakan itu adalah lewat majalah, televisi, serta musik. Dalam media-media tersebut selalu saja disuguhkan penampilan tokoh-tokoh terkenal yang pola hidupnya jelas-jelas jauh dari nilai-nilai Islam. Mulai dari cara berpakaian, gaya hidup dan ucapan-ucapan yang mereka lontarkan. Dengan cara itu mereka telah berhasil membuat idola-idola baru yang generasi islam berkiblat kepada mereka.
b. Perusakan Pola Fikir
Dengan memanfaatkan media, baik cetak maupun elektronik, mereka juga sengaja menyajikan berita yang tidak jelas kebenarannya, terutama yang berkenaan dengan kaum Muslimin. Seringkali mereka menyematkan gelar seperti teroris, fundamentalis, ekstrimis, islam garis keras, dll kepada kaum muslimin yang berjuang mempertahankan kemerdekaan negeri mereka dari penguasaan para penjajah yang zalim. Sementara itu mereka mendiamkan setiap aksi para perusak serta penindas yang sejalan dengan mereka seperti zionis yahudi yang menjajah palestina. Berita yang sampai kepada kaum muslimin benar-benar jauh dari realitas bahkan sengaja diputarbalikkan dari kenyataan yang sesungguhnya.
c. Sekulerisasi pendidikan
Hampir diseluruh negeri muslim telah berdiri model pendidikan sekolah yang lepas dari nilai-nilai keagamaan. Mereka sengaja memisahkan antara agama dan ilmu pengetahuan di sekolah sehingga muncullah generasi-generasi terdidik yang jauh dari agamanya. Sekolah macam inilah yang mereka dirikan di bumi islam pada masa penjajahan (imperialisme) untuk menghancurkan islam dari tubuhnya sendiri.
d. Pemurtadan
Ini adalah program yang paling jelas kita saksikan. Secara terang-terangan orang-orang non-muslim menawarkan “bantuan” ekonomi, mulai dari bahan makanan, rumah, jabatan, beasiswa, dan lain-lain untuk menggoyahkan iman kaum muslimin.
Samuel zwemmer dalam konferensi Al-Quds untuk para pastur pada tahun 1935 mengatakan, “Sebenarnya tugas kalian bukan mengeluarkan orang-orang islam dari agamanya menjadi pemeluk agama kalian, akan tetapi menjauhkan mereka dari agama mereka (Al-Qur’an dan Sunnah) sehingga mereka menjadi orang-orang yang putus hubungan dengan Tuhannya dan sesamanya (saling bermusuhan) menjadi terpecah-belah dan jauh dari persatuan. Dengan generasi-generasi baru yang akan memenangkan kalian dan menindas kaum mereka sendiri sesuai dengan tujuan kalian.”
6. Sarana Ghozwul Fikri
Media Massa: cetak dan elektronika
· Food (makanan)
· Fashion (pakaian)
· Fun (hiburan)
· Sex
· Song (lagu)
· Story (cerita)
· Sport (olah raga)
7. Pengaruh Ghozwul Fikri
· Umat Islam menyimpang dari Al Qur’an dan As Sunnah QS.25:30
· Minder dan rendah diri QS.3:139
· Ikut-ikutan QS.17:36
· Ikut-ikutan QS.17:36
· Terpecah-belah QS.30:32
8. Solusi Menghadapi Ghozwul Fikri
· Memperkuat aqidah Islamiyah
· Berpegang teguh pada prinsip Islam secara kaffah
· Menyebarkan dakwah Islam
· Menegakan pendidikan Islam
· Menyadarkan umat Islam tentang bahaya ghazwul fikri
Al-hasil: Dari penyebab Ghozwul Fikri sangatlah berpengaruh pada hal-hal Jinah, Penceraian, dan Hal-hal Mistik (Syetan), khususnya yang akan di kaji mengenai perceraian.
Islam membimbing umatnya agar tidak memecah-belah persaudaraan di antara sesama muslim. Pernikahan adalah salah satu sunnah Rosulullah S.A.W. yang akanlah kita mendapat pahala jika melakukannya.
Perceraian sendiri adalah suatu hal yang halal untuk dilakukan. Namun halnya, jikalau sepasang suami-istri melakukan perceraian, alkisah mengatakan bahwa 'Arsy terguncang sebegitu dahsyatnya. Oleh karena hal tersebut, Allah membenci perceraian, meski telah dikatakan bahwa hal ini adalah halal. Namun ironisnya, di negara kita ini perceraian di anggap hal yang sudah biasa dilakukan tanpa memikirkan kerugiannya dalam pandangan Islam.
Firman Allah swt di surah An Nisa' ayat 19:
" Pergaulilah isterimu dengan baik, sekiranya kamu benci kepada mereka, boleh jadi ada yang kamu benci itu Tuhan akan menjadikan kebaikan yang banyak padanya"
Dari Ibnu Umar r.a dari Nabi Muhammad saw beliau bersabda yang bermaksud,
" Perbuatan halal yang dimurkai Allah ialah talak"
Riwayat Abu Daud dan Hakim
Ayat Al-Quran dan Hadis di atas ini dengan jelas memberikan kita penjelasan bahawa perceraian merupakan suatu perkara yang paling dibenci oleh Allah swt. Agama Islam tidak mengalakkan umatnya bercerai berai, kerana ia akan mengakibatkan implikasi yang negatif kepada pasangan itu sendiri, anak-anak, keluarga mahupun masyarakat amnya.
Amanah dan tanggungjawab ini hanya dapat dilaksanakan oleh kedua pasangan suami isteri dengan baik dan sempurna, jika keduanya menjadikan dasar ikatan atau perjanjian yang suci ini dengan bersumberkan iman dan taqwa kepada Allah swt. Selagi kedua pasangan ini menjadikan sumber pegangan mereka berpandukan dengan ajaran Islam, Insya Allah tujuan dan matlamat perkahwinan yang didambakan akan berkekalan hingga ke akhir hayat mereka.
Semoga Allah selalu menjaga kita dari setiap makar yang mereka lakukan. Wallahul musta’an.
to be continue
BalasHapus